Selasa, 30 Juni 2015

Makalah Bendungan atau Dam


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.

Bendungan (dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yang cukup besar dan deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikan membentuk suatu sistem transportasi air. Di Indonesia, bendung dapat digunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih rendah dari muka tanah yang akan diair.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1.   Apa saja bagian dari bendungan?
1.2.2.   Apa saja tipe bendungan?

1.3  Tujuan Penulisan
1.3.1     Menyebutkan bagian dari bendungan beserta pengertiannya.
1.3.2     Menunjukkan tipe bendungan yang ada.



PEMBAHASAN

1.2.1.     Bagian-bagian bendungan
Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

A.    Badan bendungan (body of dams)
Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.

B.     Pondasi (foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya bendungan.

C.     Pintu air (gates)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

a.       Daun pintu (gate leaf)
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

b.      Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)
Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang direncanakan.

c.       Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke dalam konstruksi beton.

d.      Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

D.    Bangunan pelimpah (spill way)
Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan.
Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

1.      Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)Digunakan untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya kecil tetapi debit airnya besar.

2.      Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, floodway). Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan topografi setempat.

3.      Bangunan peredam energy (energy dissipator)Digunakan untuk menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di sebelah hilir bangunan pelimpah.

E.     Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

F.      Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.


G.    Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

H.    Katup (kelep, valves)
Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.

I.       Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

1.2.2.     Tipe Bendungan
Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :

a.       Berdasarkan ukuran
1.      Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :
·              Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah pondasi sampai ke puncak bendungan.
·              Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :
·              Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
·              Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m³.
·              Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m³/detik.
·              Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had specially ifficult foundation problems).
·              Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).

2.      Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)
Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut bendungan kecil.

b.      Berdasarkan tujuan pembangunannya
1.      Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
2.      Bendungan serbaguna (multipurpose dams)Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi beberapa tujuan.

c.       Berdasarkan penggunaannya
1.     Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.
2.     Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)
Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
3.     Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
·         Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian hilir.
·         Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya.

d.      Berdasarkan konstruksinya
1.     Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat dibagi menjadi :

·         Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)Adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.


·         Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu lapisan kedap air (water tight layer), lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur (rip-rap) dan lapisan pengering (filter zones).
·         Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face rockfill dams, dekced rockfill dams)Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan beton bertulang.

2.     Bendungan beton (concrete dams)
Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan maupun tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :

·         Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)Adalah bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang bekerja padanya hanya dengan berat sendiri saja.
·         Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)Adalah bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar sedangkan keadaan geologiya baik.
·         Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau concerete arch dams)Adalah bendungan beton yang didesain untuk menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padaya lewat abutmen kiri dan abutmen kanan bendungan.
·         Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type concerete dams) Adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe bendungan.





3.     Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams), bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan pasangan batu (masonry dams).

e.       Berdasarkan fungsinya
·         Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
·         Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
·         Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tertentu.
·         Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
·         Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.
·         Tanggul ( dyke, levee)
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali tingginya.



·         Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan limbah yang berasal dari industri.
·         Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari hasil galian pertambangan juga.

f.       Berdasarkan jalannya air
·         Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada bangunan pelimpah (spillway).
·         Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)
Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton, pasangan batu atau pasangan bata.


KESIMPULAN


Bendungan (dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow).

Cara memilih Smartphone yang sesuai dengan kebutuhan

Langkah yang harus ditentukan :

  • Dimana tempat yang sering dikunjungi?

Kenapa kita harus mengamati lingkungan?
Contoh : Ketika kita memakai smartphone didaerah panas dan yang kita pakai adala smartphone yang mudah panas, maka yang terjadi mesin smartphone tidak akan tahan lama.
Jadi lingkungan dapat disesuaikan dengan model smartphone kita.

  • Smartphone digunakan untuk apa saja?
Kenapa penggunaan berpengaruh?
Contoh : Ketika smartphone sering digunakan untuk permainan dan telpon, dan smartphone yang dipakai mudah berhenti atau lemot, maka  kapan saja smartphone bisa blank atau matot.

Yang saya jelaskan diatas bukanlah riset atau uji coba, , tetapi real / kenyataan yang sering terjadi.
Saran saya ketika membeli smartphone tanyakanlah kekurangan & kelebihannya.

Pengertian Rencana Anggaran Biaya

RENCANA ANGGARAN BIAYA

Pengertian : Rencana anggaran biaya adalah suatu rencana yang disusun untuk mengetahui tentang perkiraan (estimasi) anggaran biaya yang harus dikeluarkan untuk pekerjaan suatu bangunan.

Dalam menghitung rencana anggaran biaya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.    Anggaran biaya sementara (kasar)
Cara menghitung anggaran biaya yang hanya didasarkan atas luas lantai bangunan, kelas bangunan, jumlah lantai serta lokasi bangunan tersebut berada. Cara ini lazim digunakan oleh BAPPENAS dalam menentukan besarnya DIPA untuk pengadaan bangunan milik negara.
2.    Anggaran biaya teliti
Cara menghitung anggaran biaya dengan menggunakan harga satuan pekerjaan. Harga satuan pekerjaan diperoleh berdasarkan harga bahan dan upah kerja yang kemudian dihitung dengan salah satu model analisa harga satuan (BOW, Mukomoko, A.Soedradjat S, SNI dsb). Dari harga satuan dan volume pekerjaan akan dapat dihitung harga setiap jenis pekerjaan. Selanjutnya dengan menjumlahkan harga setiap jenis pekerjaan akan dapat dihitung anggaran biaya bangunan yang bersangkutan.
Karena kegiatan ini dilakukan dilakukan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan yang sesungguhnya, maka jumlah biaya yang dihitung adalah merupkan taksiran (estimasi), bukan merupakan biaya pasti (fixed). Tentang sesuai atau tidak antara biaya taksiran dengan biaya yang sesungguhnya, sangat tergantung dengan kepandaian dan keputusan yang diambil penaksir (estimator) berdasarkan pengalaman dan rujukan yang digunakan.
Jenis- jenis Rencana Anggaran Biaya
Berdasarkan  penyusun dan tujuannya, jenis Rencana Anggaran Biaya dapat dibedakan sebagai berikut:
1.    Owner Estimate (OE)
Rencana anggaran biaya yang disusun oleh pemilik proyek atau orang yang ditugasi oleh pemilik proyek untuk menaksir tentang jumlah biaya yang diperlukan untuk pengadaan bangunan beserta biaya lain yang timbul akibat dari kegiatan tersebut. Owner estimate dapat disusun secara kasar atau teliti sesuai dengan keperluan dari pembuatan estimasi tersebut.

2.    Engineer Estimate (EE)
Rencana anggaran biaya yang disusun oleh perencana yang ditugasi oleh pemilik proyek. Estimasi ini digunakan untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk proyek tersebut dapat digunakan untuk pengadaan bagunan sesuai dengan yang direncanakan, baik ditinjau dari kuantitas maupun kualitasnya.
3.    Biding Estimate (RAB Penawaran)
Rencana anggaran biaya yang disusun oleh kontraktor untuk mengikuti lelang pengadaan bangunan. Dalam kegiatan lelang tersebut kontraktor menawarkan harga pengadaan  bangunan kepada pemilik proyek dengan kuantitas dan kualitas sesuai yang dibuat oleh perencana.
4.    Construction Estimate (Rencana Anggaran Pelaksanaan)
Rencana anggaran biaya yang disusun oleh kontraktor atau pihak yang ditugasi untuk menaksir biaya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengadaan bangunan yang telah dimenangkan dalam lelang (tender)
Syarat penyusunan RAB
Agar RAB yang disusun mendekati anggaran yang sebenarnya maka seorang estimator harus memenuhi persyaratan sbb:
1.      Mampu membaca gambar perancangan
2.      Memahami RKS khususnya tentang spesifikasi teknis
3.      Memiliki ketelitian dan logika yang cukup baik
4.      Familiar dengan aplikasi program komputer khususnya program exel

Prosedur menghitung RAB
1.            Mempelajari gambar perancangan dan perubahannya (tertuang dalam BA Penjelasan Pekerjaan)
2.            Mempelajari Dokumen Pelelangan Jasa Pemborongan dan perubahannya (tertuang dalam BA Penjelasan Pekerjaan)
3.            Melakukan peninjauan lapangan untuk melihat karakteristik lokasi bangunan.
4.            Mempelajari metode pelaksanaan konstruksi yang direncanakan.
5.            Melakukan survei harga bahan dan upah kerja untuk menyusun daftar harga bahan dan upah kerja
6.            Menyusun item pekerjaaan yang akan dilaksanakan dan mengelompokkan sesuai dengan jenis pekerjaannya
7.            Menghitung volume setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan
8.            Menyusun analisa harga satuan setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan memperhatikan satuan volume dan metode pelaksanaan yang akan digunakan
9.            Mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan yang diperoleh dari analisa harga satuan
10.       Menyusun rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
Untuk memperoleh harga penawaran yang realistis, idealnya estimator dalam menuyusun RAB untuk penawaran harus mengetahui:
1.      Rencana anggaran pelaksanaan (contruction estimate) untuk proyek yang bersangkutan
2.      Sistem pembayaran yang dilakukan oleh bouwheer (owner)
3.      Komponen biaya yang harus ditanggung oleh kontraktor dalam pelaksanaan proyek yang bersangkutan
4.      Target keuntungan yang yang ingin diperoleh kontraktor
Penjelasan
Ad 1.
Perkiraan komponen biaya yang secara nyata digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
Ad 2.
Sistem pembayaran yang biasa dilakukan oleh bouwheer (owner) dalam pelaksanaan proyek adalah sbb:
a.       Pembayaran menurut prosentase kemajuan fisik pekerjaan
b.       Pembayaran menurut kemajuan fisik bulanan
c.        Pembayaran menurut tahap konstruksi
d.       Pembayaran secara pendanaan penuh (full financiering)
Pada beberapa proyek pemerintah, biasanya kontraktor dapat mengajukan uang muka kerja yang angsurannya dipotong pada saat kontraktor ybs memperoleh pembayaran secara bertahap dan lunas pada saat pekerjaan selesai 100%.
Sistem pembayaran ini perlu diketahui oleh estimator karena terkait dengan modal yang harus disediakan oleh kontraktor, dimana hal tersebut akan berpengaruh terhadap nominal keuntungan yang ingin diperoleh kontraktor
AD 3.
Komponen biaya yang harus ditanggung kontraktor pada umumnya meliputi:
a.       Biaya pelaksanaan (real cost)
b.       Biaya kantor pusat (operasional kantor dan gaji tetap karyawan)
c.        Biaya servis relasi (entertain cost)
d.       Pajak penghasilan (corporate tax)
Ad 4.
Dalam menentukan keuntungan yang ingin diperoleh biasanya kontraktor menetapkan minimal sebesar bunga Bank dari modal kerja yang digunakan untuk menyelesaikan proyek
Untuk kontraktor besar biasanya selain menetapkan keuntungan bersih yang ingin diperoleh, juga memperhitungkan nilai inflasi untuk menjamin bahwa perusahaan masih mempunyai kapasitas yang sama untuk tahun-tahun yang akan datang
Jadi untuk membuat rencana anggaran biaya penawaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penawaran =
Biaya pelaksanaan + pengeluaran tambahan (overhead) + keuntungan + biaya untuk menutup nilai inflasi + Pajak (PPN dan PPh)
Dimana:
a.       Biaya pelaksanaan meliputi harga bahan + upah kerja + gaji pihak manajemen di lapangan + sewa alat/alat bantu + biaya tak terduga
b.       Pengeluaran tambahan meliputi biaya operasional dan gaji tetap karyawan kantor pusat + pajak penghasilan perusahaan + biaya servis relasi (entertain cost)
c.        Keuntungan  adalah selisih bersih antara pengeluaran dengan pendapatan
d.       Nilai inflasi adalah perkiraan besaran inflasi pada saat proyek berjalan dikalikan modal kerja

e.        Pajak yang meliputi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% ditambahkan dalam penawaran pada proyek-proyek milik pemerintah dan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 2%, merupakan pajak yang harus dibayar oleh Kontraktor atas penghasilan yang diperoleh dari kontrak pekerjaan pembangunan proyek konstruksi. Pajak tersebut langsung dipotong pada saat kontraktor menerima pembayaran baik secara bertaha maupun secara sekali bayar, yang disebut dengan pajak final